Beauty Diary by Rahma

Metode dan Desain Penelitian Kuantitatif


Penelitian kuantitatif adalah satu bentuk penelitian ilmiah yang mengkaji satu permasalahan dari suatu fenomena, serta melihat kemungkinan kaitan atau hubungan-hubungannya antarvariabel dalam permasalahan yang ditetapkan.

Tujuan penelitian kuantitatif adalah mendapatkan penjelasan tentang besarnya kebermakanaan (significance) dalam model yang dihipotesiskan sebagai jawaban atas masalah yang telah dirumuskan.

Hal yang perlu diperhatikan dalam penelitian kuantitatif adalah (a) pendefinisian à (masalah, konsep, variable), (b) pengukuran à (gejala, variable, data), (c) pengujian à (instrument, model, hipotesis).

Penelitian Kuantitatif

Desain yang biasa dipakai oleh peneliti pemula dalam penelitian kuantitatif:
1. Ex-post facto design (survey/field studies), dimana peneliti tidak melakukan treatment atau perlakuan khusus. Sehingga peneliti mengambil subjek penelitian apa adanya. Instrument yang biasa dipakai yakni, wawancara, kuisioner, kuisioner terkirim (mailed questionnaire), dan survei melalui telepon (telephone survey).Berdasarkan waktu penelititannya, survei ini dibagi menjadi dua jenis, yakni cross-sectional dan longitudinal.
  • Dalam survei cross-sectional, pengumpulan data dari banyak anggota subjek dilakukan dalam satu periode penelitian berjangka pendek.
  • Sedangkan survei longitudinal adalah survei social yang membandingkan perubahan subjek penelitian setelah periode waktu tertentu. Tujuannya untuk mengukur pendapat, keadaan, sikap atau perilaku sekelompok masyarakat dari waktu ke waktu. Sekurang-kurangnya pengumpulan data survei longitudinal dilakukan dua kali masa pengamatan.
2. Eksperimen (experimental studies), peneliti memberikan perlakuan khusus pada subjek penelitian. Peneliti merekayasa secara sistematis kejadian, atau variable-variabel masalah dan mengamati perubahan yang terjadi atas hasil rekayasa itu.
Berdasarkan pada karakteristik kontrol, experimental studies dibagi menjadi tiga jenis, yakni pra-eksperimen (pre-experiment), eksperimen semu (Quasi experiment), eksperimen penuh (true experiment).
  • pra-eksperimen (pre-experiment), desain ini menerapkan perlakuan kepada subjek penelitian tanpa adanya kelompok kontrol (hanya ada satu kelompok). Proses penelitian focus pada dampak perubahan dari perlakuan subjek penelitian yang diamati. Desain ini tidak disarankan karena (a) tidak ada kelompok control (b) tidak melakukan pengendalian terhadap variable lain, dan (c) validitas internal tidak terjadi
  • eksperimen semu (Quasi experiment), dalam desain ini peneliti tidak melakukan proses teknik sampel peluang. Subjek penelitian berjalan alami. Misalnya dalam penelitan pembelajaran, kelompok penelitian mengikuti pembagian kelas yang sudah ada. Keberadaan kelompok kontrok adalah untuk mengetahui seberapa efektifnya perilakuan yang diberikan. Kelemaha Quasi experiment adalah tidak adanya jaminan bahwa kedua kelompok tersebut ekuivalen. contoh desain quasi yang lazim digunakan:

Kelompok
Tes awal (pre-test)
Perlakuan
Tes akhir (post-test)
Eksperimen alami
Y1
-----X-----
X1
Kontrol alami
Y1

X2
  • Eksperimen penuh (true experiment), penelitian ini mengukur atau melakukan deskripsi atas pengaruh treatment yang dicobakan. Kemudian menguji sampai seberapa besar tingkat signifikansinya (kebermaknaan atau berart-tidaknya) pengaruh tersebut bila dibandingkan dengan kelompok yang sama tetapi diberi perlakuan berbeda. Sedikitnya harus ada dua grup. Grup pertama ditugaskan sebagai grup pembanding (control group), sedangkan grup yang kedua sebagai grup yang dibandingkan (experimental group). Kelemahaan desain ini (a) situasi rekayasa yang mungkin tidak sama persis dengan keadaan sebenarnya (b) kedua kelompok tidak benar-benar memiliki keidentikan sebagaimana yang dipersyaratkan. (c) memerlukan dana tambahan diluar dana utama penelitian (d) generalisasi hasil penelitian sulit digunakan untuk jangka panjang.
sumber: 
Indrawan, R., & Yaniawati, R. P. (2014). Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Campuran untuk Manajemen, Pembangunan dan Pendidikan. Bandung: Refika Aditama.


Tidak ada komentar

Posting Komentar