Personal Blog by Rahma

Mengenal Clodi: Jenis-Jenis, Insert, Kelebihan, dan Kekurangan

Cloth diaper atau lebih dikenal dengan clodi semakin populer di kalangan ibu modern karena ramah lingkungan dan lebih hemat untuk jangka panjang dibandingkan popok sekali pakai. Namun, banyaknya pilihan jenis clodi dan insert bisa membuat bingung BuiBu pemula seperti saya. Belum lagi ada beberapa istilah yang mesti kita pahami.

  1. Cover: bungkus insert yang memiliki bagian waterproof
  2. Inner: bagian dalam cover yang berupa kain lembut
  3. Outer: bagian luar cover yang bersifat waterproof
  4. Insert: lapisan kain yang dipakai untuk menyerap pipis

contoh clodi

Setelah mengenal bagian anatominya, yuk, kenali lebih dalam agar bisa memilih clodi yang sesuai dengan kebutuhan si kecil! 

Jenis-Jenis Clodi 

Berbagai jenis clodi tersedia di pasaran, masing-masing memiliki keunggulan dan cara penggunaan yang berbeda. Tapi, secara garis besar clodi dibagi menjadi dua macam:

1. All in One (AIO)

Insert biasanya dijahit menyatu dengan cover sehingga penggunaannya sangat praktis seperti popok celana sekali pakai. Bagian pinggangnya menggunakan karet. Pengaturan ukuran hanya bisa dilakukan di bagian snap depan saja. Kekurangannya adalah lebih lama kering setelah dicuci. 

Nah, untungnya nih sekarang ada tipe clodi AIO yang insertnya tidak dijahit. Bisa dilepas terpisah dengan cover celananya sehingga memungkinkan proses pengeringan lebih cepat. Coba saja search di toko oren atau google dengan keyword "clodi AIO double pocket" atau "clodi celana dengan pocket".

2. All in Two (AI2)  

Memiliki insert yang bisa dilepas, sehingga lebih fleksibel dan cepat kering dibandingkan AIO. Biasanya dilengkapi dengan snap atau perekat untuk menyesuaikan ukuran pinggang dan paha bayi. Tipe ini menurut saya sangat cocok untuk BuiBu pemula karena fleksibel dan cepat kering. Walaupun menambah cucian, materialnya mudah dibersihkan supaya hemat tenaga dan waktu juga.

Clodi AIO

Model AI2 sangat banyak jenis dan bentukannya. Ada yang pakai snap ada perekat ada yang bisa jadi bentukan AIO juga. As always, saya akan kasih model-model dasar saja ya, Bu.

2.1 Tipe pocket 

Clodi ini seperti kantong dengan bukaan di ujungnya sebagai tempat memasukkan insert. Kelebihannya adalah cepat kering setelah dicuci dan mudah disesuaikan daya serapnya dengan jumlah insert. Dengan fleksibilitas yang baik, clodi tipe pocket menjadi pilihan utama saya.

Buat pagi sampai sore, saya biasa pakai satu insert saja. Diganti setiap 2-3 jam sekali atau ketika bayi pup. Untuk malam, pakai dua lapis insert supaya tidak banjir.

2.2 Tipe cover   

Lapisan luar clodi tahan air yang bagian dalamnya terbuka untuk memasukan insertnya. Tipe ini memang ekonomis dan cenderung lebih murah karena cover bisa dipakai ulang beberapa kali sebelum dicuci. Insert mudah diambil dan diganti tanpa harus ganti cover (selama tidak bocor, rembes atau pup).

Insert untuk tipe cover harus memiliki permukaan lembut karena akan langsung bersentuhan dengan kulit bayi. 

Pocket dan cover clodi

Fitted Diaper

Nampaknya fitted diaper tidak begitu populer. Saya beli pun hanya silap dengan harganya yang murah. Fitted diaper seluruhnya terbuat dari kain yang berlapis-lapis, dijahit sedemikian rupa membentuk diaper. Berbahan super menyerap, tapi harus digunakan bersama cover waterproof kalau tidak mau kebanjiran. Cocok untuk bayi yang sering pipis. 

Saya coba ambil kesimpulan, fitted diaper lebih cocok digunakan bayi yang baru lahir, belum banyak gerak-gerak. Ini tidak cocok untuk bayi saya yang berusia 3 bulan. Dari segi ukuran dan bentuk tidak begitu meyakinkan bisa menahan dan menempel dengan baik. 

Karena tidak mau mubazir, saya pun menggunakan fitted diaper sebagai insert saja. Saya masukan ke dalam cover diaper. Beres.

Jenis-Jenis Insert Clodi  

Insert adalah bagian yang menyerap cairan dalam clodi. Berikut beberapa jenis insert yang umum digunakan:

1. Microfiber  

✅Menyerap cepat, ringan dan cepat kering setelah pencucian 

❌ Tidak boleh langsung menyentuh kulit bayi karena bisa menyerap kelembapan kulit

🤞 cocok untuk tipe pocket diaper

2. Bamboo  

✅ Lembut dan aman untuk kulit sensitif, anti bakteri dan daya serap lebih baik dari microfiber  

❌ Lebih lama kering karena lebih tebal dari microfiber dan lebih mahal

🤞 cocok untuk tipe pocket dan cover diaper

3. Cotton

✅ Bahan alami, lembut, dan nyaman, tahan lama dan mudah dicuci  

❌ Bisa terasa lembap setelah menyerap cairan (kurang menahan cairan)

🤞 cocok untuk tipe pocket dan cover diaper

4. Hemp

✅ Daya serap paling tinggi, permukaan bisa kering setelah menyerap cairan, cocok untuk pemakaian malam hari  

❌ Kering lebih lama, permukaan agak kasar sehingga perlu ditumpuk dengan insert lain yang lebih lembut untuk clodi tipe cover, harga mahal

🤞 cocok untuk tipe pocket diaper

5. Charcoal bamboo  

✅ Menyerap bau dan anti bakteri, tetap kering di permukaan  

❌ Daya serap lebih rendah dibanding hemp, harga relatif

🤞 cocok untuk tipe pocket dan cover diaper

Kelebihan Clodi 

Menggunakan popok kain yang dicuci ulang terdengar lebih ribet dan melelahkan. Namun, clodi memiliki banyak manfaat, baik dari segi ekonomi maupun kesehatan bayi dalam jangka panjang.

1. Lebih hemat

Meskipun investasi awal cukup besar, dalam jangka panjang clodi lebih ekonomis dibandingkan popok sekali pakai karena bisa dipakai bertahun-tahun dan diturunkan ke bayi yang baru. 

Saya pun dapat turunan clodi bekas ponakan dan sangat mengurangi budget popok bulanan. Kira-kira, saya hanya mengeluarkan 25ribu per bulan untuk membeli popok kain sekali pakai untuk keperluan traveling. 

2. Ramah lingkungan

Kelebihan popok kain yang tidak bisa ditawar adalah kemampuannya dalam mengurangi sampah popok sekali pakai yang sulit terurai. Secara hitungan kasar, mungkin saya bisa menghasilkan 100 popok plastik per bulan, tapi dengan penggunaan popok kain saat ini sampah yang dihasilkan jauh berkurang, yakni sekitar 5 popok sampah per bulan.

3. Aman untuk kulit bayi

Seluruh popok clodi terbuat dari kain yang dipilih sedemikian rupa untuk menjaga keamanan dan kesehatan bayi. Tidak mengandung bahan kimia yang mungkin berbahaya seperti yang ada pada popok sekali pakai.  

Terkadang saya lupa mengganti popok lebih dari 3 jam. Untungnya, popok kain tidak membuat ruam yang parah pada kulit bayi saya, hanya merah normal yang cepat hilang kembali. Namun, saya tetap memakaikan moisturizer ke kulit bayi agar lebih mengurangi resiko ruam.

4. Motif lucu dan menarik

Walaupun bukan hal yang penting, nyatanya clodi hadir dengan berbagai desain yang menggemaskan. Ketika tidak memakai celana pun, masih terlihat lucu.    

Kekurangan Clodi 

Meskipun memiliki banyak keunggulan, clodi juga memiliki beberapa tantangan:

1. Butuh lebih banyak cucian

Ini adalah fakta. Meskipun bahan clodi mudah untuk dibersihkan, cucian harian setidaknya bertambah. Clodi harus dicuci setiap hari agar tetap tersedia untuk digunakan.  

2. Perlu perawatan khusus

Beberapa perawatan khusus agar clodi bekerja optimal: tidak boleh menggunakan deterjen berbahan keras atau pelembut pakaian agar daya serap tetap optimal, bagian outer cover tidak boleh tersinari matahari agar tidak merusak sifat waterproofnya, insert dan inner cover yang terasa kasar perlu dibersihkan dengan pembersih non detergen untuk mengembalikan daya serapnya.

3. Lebih tebal dibanding popok sekali pakai

Karena terdapat lapisan kain, yang bahkan bisa memakai dua lapis kain, clodi akan terlihat lebih menggembung. Bisa membuat bayi tampak lebih berisi di bagian pantatnya.  

4. Membutuhkan waktu untuk belajar 

Memilih jenis clodi dan insert yang tepat bisa membingungkan di awal. Itu yang saya rasakan. Belum lagi belajar memposisikan insert dan clodinya pada bayi. Terkadang posisi yang tidak benar membuat cair rembes dan bocor kemana-mana. 

Kesimpulan  

Clodi adalah pilihan tepat bagi ibu yang ingin memberikan popok yang lebih sehat dan ramah lingkungan. Dengan memahami jenis-jenis clodi, insert, serta kelebihan dan kekurangannya, BuiBu bisa memilih clodi yang sesuai dengan kebutuhan bayi.

Wajan Stainless Steel: Kelebihan, Kekurangan, dan Cara Memilih yang Terbaik

Kelebihan wajan stainless steel

Ketika berkunjung ke rumah kakak, saya tertarik dengan wajan stainless steel di sana karena kebetulan wajan di rumah harus sudah ganti. Lumayan kaget dengan harganya yang jauh lebih mahal dibandingkan teflon di rumah. Namun, kakak bilang jangan asal pilih wajan stainless steel. Ada harga, ada kualitas. Terlebih lagi harus tahu cara pakai dan perawatannya. 

Jangan sampai menyesal beli barang mahal. Maka, pertimbangkan kelebihan dan kekurangan wajan stainless steel berikut ini.

Kelebihan wajan stainless steel

1. Tahan Lama dan Tidak Berkarat

Wajan stainless steel terkenal karena ketahanannya terhadap korosi dan karat. Material ini tidak bereaksi dengan makanan, sehingga lebih awet dibandingkan wajan besi atau aluminium.

2. Tidak Bereaksi dengan Makanan

Berbeda dengan wajan berbahan aluminium atau tembaga, stainless steel tidak akan bereaksi dengan makanan asam seperti tomat atau lemon. Ini membuat rasa makanan tetap asli tanpa ada perubahan warna atau bau logam. 

3. Mudah Dibersihkan

Permukaan wajan stainless steel yang halus memudahkan pembersihan jika digunakan dengan teknik memasak yang tepat. Wajan perlu dipanaskan sekitar 3 menitan sebelum ditambahkan minyak. Untuk mengetahui apakah wajan sudah panas atau tidak bisa menggunakan dancing water test.

Cara melakukan dancing water test adalah dengan meneteskan air ke wajan.

  • Jika air langsung menguap: Wajan belum cukup panas.
  • Jika air membentuk tetesan kecil yang tetap di tempatnya: Wajan hampir siap.
  • Jika air berkumpul menjadi satu bola besar dan "menari" (bergulir) di permukaan wajan: Ini adalah tanda suhu yang ideal dan efek anti lengket alami sudah terbentuk.
Apabila kita langsung menuangkan minyak pada wajan yang masih belum panas, maka masakan akan lengket ke permukaan wajan dan sisa makanan akan sulit dibersihkan.

4. Tahan Suhu Tinggi

Wajan stainless steel dapat digunakan pada suhu tinggi tanpa khawatir melepaskan zat berbahaya atau mengalami deformasi. Ini membuatnya cocok untuk metode memasak seperti menumis, menggoreng, atau memanggang.

5. Dapat Digunakan di Berbagai Sumber Panas

Banyak wajan stainless steel kompatibel dengan berbagai jenis kompor, termasuk gas, listrik, bahkan induksi, asalkan memiliki lapisan dasar magnetik.

6. Tidak Mudah Tergores

Dibandingkan dengan wajan anti lengket, stainless steel lebih tahan terhadap goresan dari spatula logam atau alat masak lainnya.

7. Tampilan Elegan dan Profesional

Wajan stainless steel memiliki tampilan mengkilap yang memberikan kesan mewah dan profesional di dapur.

Kekurangan wajan stainless steel

Selain kelebihan di atas, wajan jenis ini tidak luput dari beberapa kekurangan.

1. Kecenderungan makanan lengket

Seperti yang dituliskan di atas, wajan stainless steel biasanya tidak dilengkapi dengan lapisan anti lengket melainkan efek anti lengket alami. Jika wajan belum berada pada titik suhu ideal sebelum penuangan minyak, masakan akan sangat lengket di permukaan. Saya pernah mengalaminya dan itu menyebalkan.

2. Kurang baik mendistribusikan panas 

Material stainless steel kurang baik dalam mendistribusikan panas dibandingkan wajan berbahan tembaga atau aluminium. Apalagi jika wajan berbahan stainless steel tipis, bisa saja titik panas hanya berada di area permukaan yang terkena api saja. Oleh karena itu, wajan stainless steel yang baik akan dilapisi inti aluminium atau tembaga sehingga terasa tebal, berat dan kokoh.

Biasanya produsen akan menandai kualitas produknya dengan kata "3ply", "multi-ply stainless steel", atau "clad stainless steel".

3. Harga cenderung mahal

Harga wajan stainless steel bervariasi tergantung dari kualitas yang diberikan oleh produsen. Salah seorang mutualan di Instagram berbagi informasi mengenai wajan stainless steel dengan harga yang murah, sekitar 100ribu-200ribuan. Wajan yang lebih murah ini sangat cepat panas, tapi tidak stabil dalam mendistribusikan dan menyimpan panas.

Jadi, harga sangat berkaitan erat dengan jenis stainless steel dan ketebalan lapisan wajan yang digunakan.

Jenis-jenis wajan stainless steel

Untuk menemukan wajan stainless steel terbaik, kita bisa melihat jenis material yang digunakan karena bahan yang digunakan sangat berpengaruh pada kualitas pengalaman memasak. Berikut beberapa jenis stainless steel yang biasa dipakai untuk wajan.

Stainless Steel 316 (Terbaik)

Keunggulan: lebih tahan terhadap korosi dan reaksi asam karena mengandung molybdenum (2-3%). Sangat ideal untuk memasak makanan asam (tomat, lemon, cuka) karena tidak bereaksi dengan makanan. Digunakan dalam peralatan dapur premium dan peralatan medis.

Kelemahan: Harga lebih mahal dibandingkan jenis lainnya.

Stainless Steel 304 (Paling Umum, Bagus) 🔥

Keunggulan: tahan karat dan tidak bereaksi dengan makanan karena mengandung 18% kromium dan 8-10% nikel. Banyak digunakan dalam peralatan dapur karena memiliki ketahanan yang baik terhadap panas dan korosi. Harga lebih terjangkau dibandingkan stainless steel 316.

Kelemahan: Kurang tahan terhadap garam dan bahan asam dibandingkan 316, sehingga bisa mengalami korosi dalam jangka panjang.

Stainless Steel 430 (Lebih Murah, Kualitas Standar) 

Keunggulan: mengandung lebih sedikit nikel (0-1%), sehingga lebih murah. Memiliki sifat magnetik, cocok untuk kompor induksi. Cukup tahan karat, meskipun tidak sebaik 304 atau 316.

Kelemahan: Lebih rentan terhadap korosi dan karat, terutama jika terkena garam atau asam dalam jangka panjang. Tidak sekuat atau setahan lama stainless steel 304 atau 316.

Stainless Steel 201 (Paling Murah, Kurang Ideal)

Keunggulan: lebih murah dibandingkan stainless steel lainnya. Masih cukup tahan terhadap panas dan aus untuk penggunaan ringan.

Kelemahan: mengandung lebih sedikit nikel, sehingga lebih mudah berkarat atau mengalami korosi saat terkena air asin atau bahan asam. Tidak sekuat dan seawet stainless steel 304 atau 316.

Kesimpulan

Wajan stainless steel bisa perform lebih baik apabila kita mengikuti cara pakai yang benar. Harga wajan yang berbeda-beda pun menunjukkan jenis wajan stainless steel dan jumlah lapisan yang digunakan, dimana keduanya sangat berpengaruh pada kualitas wajan itu sendiri. Agaknya dari semua jenis, stainless 304 sudah cukup bagus untuk penggunaan harian dengan harga menengah. Jika punya budget banyak, tentu jenis 316 bisa dipilih.

1️⃣ Stainless Steel 316 → Terbaik untuk ketahanan dan keamanan makanan, tapi mahal.
2️⃣ Stainless Steel 304 → Paling umum digunakan, kualitas bagus, dan lebih terjangkau.
3️⃣ Stainless Steel 430 → Alternatif lebih murah, masih cukup baik untuk pemakaian sehari-hari.
4️⃣ Stainless Steel 201 → Murah, tetapi kurang tahan lama, lebih mudah berkarat.