Hi... Semangat Pagi… !
Minggu ini saya dan teman-teman pergi jalan-jalan ke Situ Bagendit.
Bukan tempat liburan yang fancy sih,
gak ada yang aneh. Hanya saja mau tidak mau, Situ Bagendit ini salah satu ikon
wisata di kabupaten Garut. Danau ini menjadi terkenal karena memiliki cerita
legenda di baliknya.
Situ Bagendit Garut |
Asal Muasal Situ Bagendit
Kata “Situ” berasal dari Bahasa Sunda yang berarti danau. Sedangkan
Bagendit berasal dari nama tokoh legendanya, Bagende Endit atau Nyi Endit. Singkat cerita, Nyi Endit ini adalah janda yang memiliki harta yang sangat melimpah. Namun karena
dia sangat kikir alias pelit (dalam Bahasa Sunda pelit adalah pedit), maka dia
diazab. Air tiba-tiba keluar dari tanah, menenggelamkan Nyi Endit bersama
hartanya hingga membentuk Situ Bagendit ini.
Rakit di Situ Bagendit |
Lokasi Situ Bagendit
Danau ini terletak di kecamatan Banyuresmi, Garut. Dengan menggunakan motor, dari pusat kota kami memerlukan waktu sekitar kurang dari 20 menit, untuk tiba di sana. Itu asumsinya jalan lancar, gak macet ya :D ahh jarang juga sih Garut macet. Kota mini. Perempatan lampu merah aja cuma ada dua =__= Jalan menuju Situ Bagendit ini jalan ‘hidup’ alias ramai. Banyak truk dan angkutan umum yang lewat. Delman juga ada, tapi gak banyak. Namun, menurut saya kondisinya memprihatinkan. Jalanya sempit dan berlubang. Walaupun tidak parah, hanya di beberapa titik saja, tapi Sangat berbahaya saat hujan datang. Lubangnya digenangi air, jadi tidak terlihat.
Hal yang saya senangi adalah tiket masuk Situ Bagendit ini yang sangat murah.
Cuma ada harga yang gak enak di hati, yaitu harga tiket parkir. Janggal banget.
Masa tiket parkirnya Rp. 4000 untuk motor!!! tiket masuk danaunya aja cuma Rp.
3000 untuk dewasa dan Rp. 2000 untuk anak2. Parkirnya kemahalan, gak sesuai
dengan kenyamanan tempat parkirnya. Batu batu semua, gak mulus. Senasib sama
akses jalanya,
Ya sudah kita masuk ke dalam, yuk… Eh iya, perkenalkan dulu geng
teletubies ini hehehe. Enggak deh, mereka berempat ini bukan teletubies, mereka
teman-teman saya yang lagi pada galau sama kerjaan dan jodoh. Aku kenalin ya,
kali2 ada yang minat, bisa dibeli pakai mas kawin…*joke*
dari kiri ke kanan: Chanchan, Eza, Uwi, Debi. Thank you so much for your times, guys… I had a good time.
Geng Teletubies :D ki-ka: Chanchan, eza, uwi, debi |
Nah, di Situ Bagendit ini ada apa aja sih? Begitu masuk kalian akan
menemukan rel kereta. Yups, di sana ada kereta mini untuk berkeliling taman.
Tamanya gak gede, itu taman untuk pedagang souvenir dan makanan. Kereta ini
juga kondisinya memprihatinkan. Gak terlalu nyaman karena dudukanya dari kayu
keras, getaranya tinggi dan pintunya tidak tertutup rapat. Tapi buat anak-anak mah, kereta ini asik… Apalagi untuk saya
yang belum pernah naik kereta asli. *kasihan ya :(*
kereta api mini situ bagendit |
Untuk naik ke kereta, pengunjung harus bayar lagi sekitar Rp. 2000an?
Lupa lagi saya. Yah, gak lebih dari Rp. 3000 kok. Usul aja sih, akan lebih asik
relnya dibuat di sekeliling danau. Jarak tempuhnya jadi lebih jauh. Plus,
pengunjung memiliki opsi lain, selain rakit, untuk berkeliling danau. Ntar
harga tiket keretanya naikin jadi Rp. 5000, dan gerbongnya diperbanyak… asik
tuh.
taman pedagang situ bagendit |
Setelah melewati taman, kami pergi ke sisi danau sebelah… utara apa
timur ya? sebelah Tenggara mungkin. Ya pokonya, sisi danau yang ada tulisan
“hutan kota situ bagendit”.
Hutan Kota Situ Bagendit |
Di bagian ini pengunjungnya sedikit. Terabaikan, tidak tertata.
Ruko-rukonya tidak dipakai, dibiarkan kosong saja. Masuk ke kawasan ini kok
serasa masuk ke kawasan ‘remang-remang’ gitu ya. Saya belum pernah main ke sisi
danau ini sebelumnya. Biasanya cuma nongkrong di sekitar taman aja.
Main ke Situ Bagendit tapi gak naik rakit? Hambar.
Yuk ahh kita naik rakit. Yeee, chanchan badanya paling gede, tapi
takut naik rakit. Lihat background nya deh, si ade kecil sama ibunya sampai
ngelihatin aneh kaya begitu.
yuk naik rakit |
Kami berlima bayar Rp. 50.000 untuk rakit ini, Rp 10.000/orang. Kami dibawa ke
tengah danau, menuju warung apung. Selain naik rakit, kalian bisa sewa perahu
yang digoes. Apa itu namanya? Perahu goes kah? Hehehe tapi saya gak tahu harga
sewanya berapa. Saya gak mampu mendayuh, capek. So, naik rakit lebih enak.
perahu |
Bapak rakitnya
bilang bisa berakit sepuasnya loh. Emang lumayan lama sih. Sudah sampai di tengah, kami bersandar di warung apung sekitar 30 menit lebih mungkin. Enak banget rasanya makan, ngobrol dan bersantai di atas rakit.
Anginya sejuk. Ah seandainya bawa bekal banyak, suasananya bikin nikmat
makan.
Eh ada bibi tukang warung… “Neng, mau kelapa muda?”
Rahma: “berapaan, Bu?”
bibi tukang warung…: “Rp. 10.000, Neng” …. ***Aaaaaaa mahal. Kita
berlima kan berdompet kering, awal bulan, tengah bulan, akhir bulan, sama
aja***
Uwi :”ah saya mah ingin
pemuda, Bu”
Warung Apung Situ Bagendit |
Tukang Warung : “eh iya neng, nanti kelapa mudanya dibelah sama
pemuda. Mau bikin berapa?”
Rahma : “maaf Bu, kita gak beli.” Dan bibi tukang warungnya ngabalieuk sembari judes penuh dengan kekecewaan.
Sesungguhnya saya ingin, tapi kalau beli kelapa muda, saya gak bisa beli
ramen.
berfoto di atas rakit |
Udah puas foto-foto , makan/ngemil, dan ngobrol di atas rakit, kita
pulang. Kehujanan pula. Suasana dingin kehujanan enaknya makan yang anget-anget. Jadi, kami mampir dulu ke food hall
untuk ngeramen. Yang paling saya perhatikan adalah wajahnya Eza. Padahal
ramenya enak, tapi ko raut wajahnya suram. Ohhhh… mungkin inikah yang dinamakan
boke teu katulungan…. Yes I know, your pocket speaks louder than
your heart does. Dompet Eza mungkin menjerit “Bukan perut aja yang diisi,
aku juga perlu diisi!”
Sebagai penutup, saya kasih kalian foto Eza yang manis dan baik hati,
tapi judes kalau ngebales sms…
Eza manis dan baik hati |
Semoga kami mempunyai kesempatan bersama untuk mengarungi indahnya
dunia…
Nice inpoh sharingnya kakak... °_^
BalasHapusNaik angkot apa menuju kesana dari terminal guntur dan brp biaya ongkosnya ? Trims sblmnya
Dari terminal naik angkot limbangan yg warnanya orange *hati2 ketuker sama angkot 02 yg warnanya orange juga tp lebih tua*... Tarif ke limbangan agak mahal, diatas 5ribu.
Hapusauwww. cantek banget tempatnya.. jadi pengen ke Garutttt
BalasHapus