Dua penyelenggara tes kemampuan bahasa Inggris yang paling banyak diminati di lingkunganku adalah Balai Bahasa UPI dan ITB. Aku pernah mengikuti tes di UPI baik itu untuk PTESOL maupun untuk ITP nya. Nah, kali ini sedikit bercerita mengenai TOEFL yang diselenggarakan oleh ITB. Namun, sayangnya aku mengikuti tes ini di kampus daerahku, bukan di ITB langsung. Ini juga dapat ajakan dari teman sih. So, terlepas dari faktor tempat aku mau membahas rangkaian tesnya saja.
Ajakan ini mendadak banget sih. Aku tidak mempersiapkan apapun. Lagi pula sudah beberapa kali mengikuti TOEFL, aku pikir sama dengan tes-tes sebelumnya. Ternyata tidak sama. Kemampuan yang diteskan sih sama, yakni listening, structure dan reading. TOEFL ITB yang kemarin aku ikuti memiliki beberapa perbedaan dengan PTESOL UPI sebagai berikut:
1. Listening
Jumlah soalnya sama sekitar 50 atau 60? lupa lagi hehe ya sekitar segitu. Di PTESOL UPI bagian listening dibagi menjadi tiga, short conversation, long conversation and talks, sedangkan di TOEFL ITB yang aku ambil tidak ada pembagian short and long conversation. Jadi, setiap rekaman listening berlaku untuk lima soal, mirip long conversation di PTESOL UPI. Lebih sulit menurutku. Percakapannya terlalu panjang hehe Mungkin belum terbiasa saja ya. Lebih parah lagi, jeda dari satu soal ke yang lainnya terasa sedikit sekali. Membulati jawaban pertama saja belum selesai, soal kedua sudah dibacakan. fyuuuh. genting. Padahal aku mikirnya cepet kok. Main tembak gitu loh. Tetap saja terasa genting.
2. Structure
Perbedaan pada bagian kedua tes ini sangat jelas. Jika PTESOL UPI menyajikan tes structure and written expression dimana terdapat soal pilihan ganda dan error analysis, di TOEFL ITB hanya menyajikan soal pilihan ganda untuk structure. Tidak ada soal written expression berupa error analysis. Bagian ini lebih mudah. Hanya memilih stuktur yang benar saja. Ketimbang mencari kesalahan, kadang mata tidak terlalu jeli. Maklum lah aku gak suka mencari-cari kesalahan hehehe
3. Reading
Seingatku di bagian ini tidak ada perbedaan mencolok. Setiap teks memiliki kurang lebih lima soal. Pertanyaannya seputar gagasan pokok, mencari pernyataan yang benar atau tidak benar berdasarkan teks, dan sinonim.
Hasil TOEFL ITB kemarin di luar perkiraan. Aku kaget dengan soal yang didapat, apalagi soal listening nya, jadi ku pikir skornya gak tinggi-tinggi banget. Seminggu kemudian, ada kabar dari teman. Ternyata skorku 590. Dih kok bisa? lumayan tinggi kan itu.
Di kalangan teman-temanku, mereka bilangnya "TOEFL ITB lebih gampang". Ntah dari mana asal muasal tercetusnya opini tersebut, aku kurang tahu. Berdasarkan pengalaman tadi ITB agak susah. Apa mungkin dari skor yang mereka dapat sepertikku? maksudnya, ketika usaha tidak maksimal dan cenderung berfikir akan mendapat skor rendah, eh ternyata skor yang didapat lebih besar dari ekspektasi. Maka tercetus lah kata "gampang".
Rumor yang selalu beredar "ambil TOEFL di ITB lebih gampang loh, UPI mah lebih sulit" atau seballiknya "UPI gampang, ITB sulit", menurutku tergantung orangnya sih. Lebih aman, aku akan sebut tidak ada yang mutlak sulit ataupun gampang. Namanya juga tes. Semuanya kembali kepada kemampuan masing-masing.
Jika terbiasa menggunakan buku panduan strategi TOEFL Cliff atau Longman dan pertama kali mengambil tes, aku sarankan ambil PTESOL UPI karena tesnya memang sama dengan buku itu jadi gak terlalu kaget. Jika kemampuan bahasa Inggris kamu sudah intermediate ke atas, ambil tes mana pun oke oke aja deh. Bebas milih sih sebenernya. Uji diri jangan mau pilih-pilih gampang susahnya. Cuma ya, pasti orang ingin dapat skor tinggi, kan? Jadi suka pilih-pilih.
Nah, mungkin ada sedikit saran sih ya. Secara umum dalam mengerjakan tes kemampuan bahasa Inggris, jangan terlalu memikirkan soal yang sudah lewat terutama listening. Biasanya nih, kita sering panik karena tidak mampu mendengar dan menangkap apa yang dibicarakan ataupun ragu memilih di antara dua pilihan. Tipsnya adalah pilih saja, kalau benar-benar blank TEMBAK saja dan MOVE ON.
Kalau aku sih ya, lemah di listening (main tembak-tembak) maka struktur dan reading harus bagus. Mungkin faktor yang membuat skorku tinggi ada di bagian struktur dan reading itu. Tinggal dibaca aja kan ya. Pertanyaannya pun gak akan lenyap menghilang dalam hitungan detik seperti listening. Namun, tetap, strategi "pilih dan move on" harus dipakai agar waktu yang diberikan cukup untuk mengerjakan semua soal.
Sekian. Silahkan share pengalaman kalian pas ambil TOEFL gimana. See you :)
0 comments