Beauty Diary by Rahma

Penyebab Jumlah Leukosit Meningkat

Sebagian dari anda mungkin masih asing dengan yang namanya leukosit? Leukosit atau sel darah putih sangat berperan penting dalam membantu tubuh melawan infeksi atau penyakit lainnya.  

Leukosit ini diproduksi oleh sumsum tulang dan disebarkan ke seluruh tubuh melalui aliran darah. Sel darah putih sendiri merupakan bagian penting dari sistem kekebalan tubuh yang memiliki fungsi untuk menghasilkan antibodi yang bisa melawan jamur, virus, bakteri, dan parasit penyebab penyakit yang masuk ke dalam tubuh. 

Jumlah Leukosit Normal

Meskipun leukosit memiliki peran penting untuk sistem kekebalan tubuh, namun bisa membahayakan jika jumlahnya terlalu tinggi. Jumlah leukosit tinggi ini bisa disebabkan oleh adanya infeksi, tapi juga bisa menandakan adanya penyakit tertentu yang harus diwaspadai seperti kanker atau kelainan darah. 

Bayi yang baru lahir umumnya memiliki jumlah sel darah putih antara 9.000-30.000 per mikroliter (mcl) darah. 

Sedangkan pada orang dewasa, jumlah leukosit dikatakan tinggi jika mencapai 5.000-10.000 mcl saat dewasa.

Penyebab Jumlah Leukosit Tinggi

Perlu diketahui bahwa leukosit atau sel darah putih terdiri dari lima jenis, yakni neutrofil, limfosit, monosit, eosinofil, dan basofil. Jika dihitung berdasarkan presentase, sel darah putih disebut normal apabila terdiri dari 40-60% neutrofil, 20-40% limfosit, 2-8% monosit, 1-4% eosinofil, dan 0,5% basofil. 

Namun karena beberapa sebab jumlah leukosit tersebut dapat meningkat. Berikut beberapa penyebab leukosit tinggi berdasarkan jenis leukosit :

1. Neutrofil

Perlu diketahui bahwa neutrofil merupakan jenis sel darah putih yang paling banyak jumlahnya di dalam tubuh. Neutrofil bisa bergerak dengan bebas melalui dinding pembuluh darah lalu masuk ke jaringan tubuh untuk melawan semua virus, bakteri, dan parasit penyebab infeksi. 

Ada beberapa kondisi yang dapat meningkatkan jumlah neutrofil, diantaranya :

- Kanker darah atau leukemia
- Stres atau olahraga yang berlebihan
- Infeksi bakteri, virus atau jamur
- Cedera atau luka, misalnya saat pemulihan pascaoperasi
- Kehamilan, terutama di usia kandungan sudah mencapai trimester terakhir atau menjelang persalinan

2. Limfosit

Limfosit terdiri dari dua jenis, yakni limfosit B yang bertugas menghasilkan antibodi dan limfosut T yang bertugas dalam mengenali serta menangkap organisme atau benda asing di dalam tubuh. 

Ada beberapa kondisi yang dapat meningkatkan jumlah limfosit, diantaranya :

- Kanker, seperti limfoma, multiple myeloma, dan leukemia
- Infeksi virus, seperti herpes, campak, cacar, rubella, hantavirus dan cytomegalovirus
- Hepatitis akibat infeksi virus atau bakteri
- Demam kelenjar atau mononukleosis

3. Monosit

Monosit merupakan sel darah putih yang ukurannya paling besar. Monosit bertugas untuk menangkap dan melawan bakteri, parasit, dan jamur yang masuk ke dalam tubuh. 

Jumlah monosit bisa meningkat yang disebabkan oleh beberapa hal, yaitu :

- Infeksi bakteri, seperti syphilis, tuberkulosis, dan brucellosis
- Infeksi virus, seperti gondongan, campak, dan mononukleosis
- Infeksi parasit, seperti malaria dan cacingan
- Leukemia
- Endokarditis
- Penyakit Hodgkin
- Peradangan kronis, seperti vaskulitis, lupus, dan rhematoid arthritis

4. Eosinofil

Sel darah putih jenis ini berfungsi untuk menghancurkan bakteri, virus, dan parasit, serta memicu munculnya respon peradangan, seperti pada asma, eksim, dan reaksi alergi.

Jumlah eosinofil bisa meningkat yang disebabkan oleh beberapa hal, yaitu :

- Efek samping obat-obatan
- Infeksi cacing
- Penyakit Celiac
- Sindrom hiperesinofilia
- Kanker
- Reaksi alergi, seperti eksim dan asma
- Penyakit autoimun, seperti kolitis ulseratif, Crohn, dan lupus

5. Basofil

Sel darah putih jenis ini berfungsi untuk melawan parasit cacing, menghentikan pembekuan darah, dan menghasilkan reaksi alergi.

Ada beberapa kondisi yang dapat meningkatkan jumlah basofil, diantaranya :

- Leukemia
- Hipotiroidisme
- Pemulihan dari operasi pengangkatan limpa atau splenektomi
- Penyakit mieloproliferatif, yakni penyakit pada sumsum tulang belakang
- Peradangan kronis, seperti pada rheumatoid arthritis dan kolitis ulseratif



Tidak ada komentar

Posting Komentar