Lagi hype banget nih Pak Purbaya. Awalnya saya kurang sreg sama penampilan perdana beliau sebagai Menteri Keuangan yang baru. My first impression was "ini nih murid pinter yang songong". Eh, hari-hari berikutnya beliau ngasih gebrakan dar-der-dor, tapi ngomongnya gak ngalor-ngidul. He answers based on the data and reports. Ini saya suka.
Nah, mumpung lagi trending ngurusin duit negara, saya mau curhat dikit masalah ngurus pajak kendaraan tahunan, bukan yang 5 tahunan ya, lokasi di Jawa Barat. Alhamdulillah, ngurusnya bisa online, tapi aweswosweswos mode pembayarannya masih harus dibikin efisien nih. Kalau masih begini ya, masih kurang praktis sih.
Yang pertama banget, bayar pajak kendaraan terbagi dua jalur, Sambara dan Signal. Kenapa gak dibikin satu aja sih? Apanan kalian sama-sama program pemerintah, ngapain jadi "saingan" ? Boros energi.
Yang kedua, identitas kendaraan yang bisa dibayar di SIGNAL terbatas. Saya hampir gagal bayar pajak hari ini karena SIGNAL tidak menyediakan solusi buat keadaan saya. Saya mau bayar pajak mobil a.n ibu mertua di SIGNAL, eh ternyata tidak bisa. Pajak hanya bisa dibayar untuk kendaraan atas nama sendiri atau atas nama orang lain yang SATU KK. Walah repot. Lanjut deh saya pindah ke Sambara.
Yang ketiga, metode pembayaran di Sambara dikit banget (dibandingin sama aplikasi belanja mah jauuuuh). Lanjut saya login ke Sambara. Bisa tuh kita bayar pajak orang lain di luar KK, tapi metode pembayarannya astagfirullah, terbatas banget.
Saya pakai MyBCA, dan itu tidak tersedia di Sambara. Harus ke ATM BCA. Pembayaran MyBCA hanya ada di SIGNAL. Gelo sih. Ingin santai bayar pajak dari rumah, malah harus pergi ke ATM, mana gak punya juga kartu ATMnya... hahaha
Jadi, hari ini saya tahan dulu bayar pajaknya, Pak Pur. Saya lebih milih nulis ulasan experience saya dengan dua aplikasi pembayaran pajak kendaraan pemerintah, Sambara (Samsat Jabar) dan SIGNAL (Korlantas Polri).
Bisa kali ya, Pak, instansi-instansi terkait bersatu di satu aplikasi saja, serta buat aplikasi itu lebih sempurna dan andal? Catatan saya sih baru dua poin tadi untuk peningkatan.
1. Hilangkan persyaratan "pemilik kendaraan harus satu KK" dengan pembayar pajak.
Sambara udah OK, tapi SIGNAL enggak OK.
2. Perbanyak metode pembayaran. Bisa research dulu untuk mencari tahu beberapa metode pembayaran yang paling populer di masyarakat. Jangan pilih kasih juga, please. Masa sih, di Sambara kita bisa pakai Mandiri via teller, ATM, dan Livin Mandiri, sedangkan BCA hanya via ATM saja.
Untuk metode pembayaran, SIGNAL udah OK, Sambara yang masih aweswosweswos.
Nah, mending kawinin aja tuh dua aplikasi. Jadi mereka bisa saling melengkapi dalam proses meraih kesempurnaan pelayanan publik secara bersama-sama. Romantis, harmonis.
Gitu aja, Pak Pur, pengalaman saya bayar pajak online. Jangan suruh saya datang ke SAMSAT tiap tahun. Cukup 5 tahunan aja. Gak terlalu seneng ketemu seragam coklat-coklat.
Kalau online kan langsung ya gak ngantri dan gak bertatap muka dengan para manusia-manusia pencari harta. Tidak bertele-tele. Bayar sekali aja untuk segala hal yang tertera di tagihan dan sudah jelas tertulis peruntukannya.
Pajak Indonesia untuk Rakyat Indonesia, Merdekaaaaaaaa. . .
0 comments