Beauty Diary by Rahma

Cerita Pas Bayar Pajak dan Balik Nama Kemarin: Kelalaian Pemohon dan Petugas SAMSAT

Cerita di SAMSAT

Aku benar-benar polos untuk urusan administrasi ataupun bayar-membayar ke pemerintah, salah satunya ngurusin pajak motor di SAMSAT. Tapi, kali ini aku harus ikut langsung mengurus perpajakan karena mau ganti nama kepemilikan. Btw, aku baru tahu loh istilah balik nama itu BBN hahaha Bea Balik Nama. 

**Urusan BBN-KB (Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor) ini harus diurus sama orang yang bersangkutan (si pemohon) atau bisa oleh orang lain disertai surat kuasa.

Awalnya kakak aku yang ngurus. Di hari itu, kakak disuruh cek kendaraan di sana. Difoto juga. Trus daftar dan dikasih map merah untuk menyimpan berkas persyaratan, tapi berkasku ditolak karena harus diurus oleh pemohon langsung dan ada persyaratan yang gak lengkap. 
Persyaratan BBN-KB gak banyak sih:

  1. Foto copy E-ktp atas nama baru 3 rangkap
  2. tanda bukti pemindahtanganan kepemilikan 
  3. BPKB, STNK, dan SKPD terakhir asli
  4. Hasil pemeriksaan cek fisik kendaraan 2 rangkap
Semua persyaratan ada kecuali nomor 2. Kwitansi jual beli dulu hilang. Jadi, besoknya aku bikin kwitansi lagi sama si penjual. Kwitansinya mesti pakai materai juga. 

Merasa persyaratan sudah lengkap, kita berangkat ke SAMSAT lagi. Masuk ke bagian BBN. Daaaan, berkas masih saja ditolak. Kira-kira begini inti percakapannya ya...

"ini belinya langsung dari pemilik pertama?"
"enggak pak, aku beli dari bapak itu dan si bapak itu yang beli motor pemilik pertama."
"Oh, kalau dari perantara begini, tolong minta pernyataan dari si penjual ini di belakang kwitansi. Tuliskan pernyataan kalau si bapak ini beli motor dari siapa, dimana, harga berapa, tanggal berapa, yang lengkap. Terus tanda tangan."

Hati aku langsung murang-maring. "astagfirullah, aku harus balik ke penjual lagi? Mana jaraknya lumayan 😑😒😡. Kenapa gak dikasih tahu secara detail kemarin?"

Kesel, tapi ya kalau gak ribet gini bukan pemerintah namanya. Bukan ribet sih. Kadang ada hal-hal yang gak dicantumkan di pemberitahuan persyaratan jadi pemohon tuh kadang bolak-balik dan habis waktu cuma ngurusin printilan berkas. Belum lagi ngantri dan nunggu proses. 

Aku harus sabar demi menambah pendapatan negara, gaes. Lagi pula di hari Jum'at itu antrian pemohon relatif sedikit. Kemungkinan prosesnya akan sebentar.

Kakaku stay di SAMSAT dan aku pergi ke penjual lagi untuk minta pernyataan dan tanda tangan. Serasa ngejar dosen buat revisian ini mah. Bener-bener dikerjain. Setengah ngebut, aku balik lagi ke SAMSAT.

"Bismillah, jangan ditolak lagi dong. Sakit." di dalam hati aja ngomongnya ~ ~ ~

Lengkap semua persyaratan. Trus aku dikasih 3 lembar formulir. Isianya banyaaaaak..... 😭. Oke lah aku isi, tapi aku jadi pingin ngasih saran:

Bisa gak sih isian formulir yang kaya gitu diubah ke bentuk digital lewat web SAMSAT? jadi pas datang ke sana pemohon cuma ngasih berkas fisik dan mengurus proses bayar pajak atau BBN nya. Formulir digital yang udah diisi tinggal dicetak sama petugas. Akan lebih ringkas prosesnya deh. Tapi, ya emang akan ada ekstra dana untuk pemiliharaan server dll hehehe cuma saran aja pak/bu atau emang udah ada proses digitalisasi kayak begitu?

Lanjut ya, selesai isi-mengisi, formulir dimasukan ke map merah beserta berkas tadi. Trus dikasih ke petugas lagi. Ditunggu sebentar, nanti nama kita dipanggil. Nah, part ini yang bikin aku merasa jadi orang lalai....

Petugas menjelaskan jumlah pajak yang harus dibayar sambil nunjukin kwitansinya. Harus bayar ini itu sambil ditunjuk. Cara bicaranya mirip salesman gitu, cepet. Aku rada gak enak... why? cara menjelaskannya itu bikin fokus aku hilang.

Aku cuma ngangguk-ngangguk aja, "oh iya... iya ... iya.." yang aku lihat total bayarnya 387ribu sekian. Lanjut si petugasnya kira-kira bilang gini sambil pakai kalkulator....:

"ditambah biaya bla bla bla... 300sekian.. totalnya jadi 707ribu sekian. yang 300xxx nya dibayar di sini Bu. yang 387xxx dibayar di kasir di sana."

Tanpa banyak tanya aku iya-in dan ngasih uang 300 sekian. Yang ada di pikiranku sih, yang 300 itu untuk urus BBN dan 387 untuk pajak. Pas petugasnya ngasih kembalian tapi gak disertai kwitansi, aku mulai bingung. 

Ngomong di dalam hati, "kan tiap transaksi harus ada kwitansi ya? tanda bayar gitu?  mungkin nanti di akhir ya? "

Kurang berani tanya-tanya aku tuh. Kalau ada rasa, dipendeeeem aja 😂😅

Aku lanjut ke kasir/teller buat bayar pajaknya 387xxx. Kalau di sini aku langsung di kasih resi bayar pajak + biaya admin. Trus disuruh tunggu untuk ambil STNK baru. 

Masih kepikiran sama duit 300 di awal, "ohh mungkin nanti pas ambil STNK dikasih tanda bayar yang tadi ya?" itu sih hati aku yang bilang.

Nyatanya, petugas hanya memberikan STNK serta menjelaskan waktu dan tempat pengambilan BPKB dan plat nomor, tanpa memberikan apa-apa lagi. Petugasnya ramah banget asli sampai-sampai aku lupa nanyain duit 300ribu di awal buat apaan ataupun minta tanda bayarnya.

Kemudian aku langsung ambil plat nomor di belakang gedung SAMSAT. Ingin cepat pergi dari tempat gak jelas ini. 

Di sini mah asli judes petugasnya. Untuk plat, aku dimintai biaya 10ribu dan gak dikasih tanda bayar juga. Prosesnya cepat banget. 

Saat mendapatkan plat, alhamdulillah artinya proses bayar pajak dan balik nama selesai. Tinggal ambil BPKB nanti di polres. Aku pulang deh.

haiiiih pas sampe rumah, aku teh merasa salah karena gak berani nanyain uang-uang yang masuk tanpa tanda bayar. Seperti gak penting sih!? ah cuma 10 ribu, cuma 300 rebu masa mesti pakai bukti bayar? Bukan masalah duitnya berapa. Coba lihat aku?

Aku aja kwitansi jual beli motornya gak ada, berkas ditolak. Udah ada kwitansi, tapi gak ada pernyataan dan tanda tangan, ditolak juga. It means tanda bukti transaksi itu penting, kan? tapi petugas SAMSAT sendiri lalai untuk urusan yang seperti itu. Malesin banget gak sih? 

It happened. Next time kalau urus-urus pajak lagi, mau lebih jeli dan minta tanda bayar.

Ulasanku buat SAMSAT:
  1. Petugas kebanyakan ramah, ada petugas di depan gedung juga yang informatif dan siap membantu memberikan informasi.
  2.  Ada tempat fotocopy di sekitar gedung, very useful
  3. Ada tempat tunggu untuk pengantar yang lumayan nyaman dan adem di depan gedung, 
  4. Tempat parkir luas, aku mohon adain juga tukang parkir yang mengatur lalu lintas keluar-masuk kendaraan biar gak susah masuk jalur.
  5. Ada biaya tambahan ekstra tanpa tanda bukti, ini penting banget nih, urusanya sama duit.

Tidak ada komentar

Posting Komentar