Beauty Diary by Rahma

Seputar Pembalut Bagi Sang Pemula

source: canva

Pengetahuan tentang perlengkapan menstruasi sangat minim aku dapatkan waktu muda. Apakah itu hal yang tabu untuk dibicarakan? Yang jelas, ibu hanya memberi tahu pakai pembalut saja jika datang bulan. Cara pasang dan cuci atau berapa kali ganti itu aku sendiri yang mencari. 

Mungkin mereka menganggap aku akan bisa mencari sendiri dan mengerti dengan naluri. Padahal personal hygiene aku dulu parah banget. Terbilang jorok untuk standar orang kebanyakan.

Hasilnya, setiap menstruasi pasti aku merasa gusar. Males banget pakai pembalut. Rasanya gak nyaman. Kadang jadi sakit ke bagian pribadi juga. Setelah sekarang dewasa, aku baru paham. Ternyata bukan hanya faktor pembalutnya tetapi memang aku juga jorok.

Ada beberapa poin yang perlu diperhatikan mengenai pembalut ini.

1. Pilihlah Pembalut yang Nyaman

Pembalut yang nyaman itu yang seperti apa? Itu tergantung kepada rasa masing-masing. Buatku, pembalut yang nyaman adalah yang tidak mengganjal dan tidak mudah bergeser saat beraktivitas. Jadi, aku selalu memilih pembalut yang tipis dan bersayap.

Selain itu, permukaan pembalut harus senantiasa lembut, mudah menyerap cairan dan udara agar bisa menjaga permukaan tidak lembab berlebihan. Jika kondisi itu tidak terpenuhi sudah pasti kulitku akan mudah gatal-gatal.  

Intinya sih, mencari sesuatu yang nyaman itu enggak mudah. Jika sudah tidak nyaman jangan dipaksakan untuk dipakai. Bisa ganti dengan kain atau produk lain. Disesuaikan kembali dengan keadaan masing-masing, ya.

2. Usahakan Pilih Pembalut Non-Gel

Aku selalu berusaha untuk memakai pembalut non-gel untuk satu alasan saja. Sebelum dibuang biasanya pembalut aku cuci untuk menghilangkan darahnya. Tujuannya untuk mengurangi bau yang ditimbulkan. 

Tidak sampai bersih banget. Asal darah terlihat tidak terlalu banyak sudah cukup. Nah, gel pada pembalut akan menyulitkan proses pencucian itu. Malah pembalutnya rusak dan gelnya berceceran.

Jangan buang kapas/gel pembalut ke toilet ya, gaes. Please! 

3. Pilih Pembalut Bebas Bahan Kimia Berbahaya

Pembalut yang tersedia di toko-toko pada umumnya tidak 100% kapas. Mereka mencampur bahan penyerap utama, kapas, dengan bahan lainnya serta melibatkan bahan kimia dalam proses pembuatannya. Coba deh baca link berita berikut, 9 Merek Pembalut Wanita Mengandung Klorin

Kalau, misalnya, semua merek yang tersedia mengandung bahan tersebut, setidaknya pilih yang paling sedikit kandungannya.

4. Ganti Pembalut 3-4 Jam saat Darah Banyak

Ini penting banget. Dulu, aku pikir selama pembalut enggak bocor ya aman-aman aja dan enggak usah sering ganti. It's totally wrong, Rahma! Nyatanya, pembalut dengan darah haid yang banyak jika dibiarkan terlalu lama akan menjadi sarang bakteri.

Biasanya hari pertama hingga ketiga, darah haid sangat banyak kan. Nah, di masa itu kita setidaknya harus mengganti pembalut minimalnya 3-4 kali, pagi, siang, sore, dan malam. Jika darah sudah berkurang, bisa pakai pantyliner, yang ukurannya lebih kecil. Penggantiannya sama saja, ya. Ganti jika sudah kotor.

Aku tahu kondisi tiap orang beda. Akan tetapi, semenjak aku merubah pola penggantian, rasa sakit di bagian pribadi saat memakai pembalut mulai berkurang. Dengan menjaga pembalut tetap bersih, miss v kita juga terjaga dengan baik.

5. Tidak Ada Pembalut yang Cocok Ganti dengan Kain

Aku sudah berusah mencari-cari pembalut yang nyaman, tapi masih saja ada masalah. Setiap memakai pembalut, darah haid seperti menggumpal di dalam dan tidak mau keluar. Baru setelah aku lepas pembalutnya, darah keluar dengan lancar.

Kemudian, ibu menyarankan mengganti pembalut dengan kain saja, yang lebih breathable. Darah lancar keluar, tapi kainnya suka bergeser-geser. Akhirnya, aku putuskan untuk mencoba pembalut kain, menspad. 

Aduh, harganya memang lumayan, sekitar 21ribu - 30ribuan untuk 1 buah. Punya 4-6 aja udah cukup sih karena bisa dicuci dan dipakai kembali. Masa pakainya bisa 2 sampai 4 tahun.

6. Bermain ke Level Selanjutnya 

Faktor ekonomi sangat berpengaruh pada kualitas pembalut yang kita pakai. Bagi kebanyakan orang mendapatkan pembalut yang bagus itu enggak gampang. Aku juga baru sadarnya sekarang. Sampai-sampai ada istilah period poverty.

isu global yang berkaitan dengan perempuan yang tidak memilik akses terhadap produk sanitasi yang aman dan higienis atau mereka yang tidak mampu mengelola masa menstruasinya dengan baik karena stigma dan sanksi sosial. 

Pada beberapa kasus, kesulitan akses pada produk sanitari mengakibatkan perempuan menggunakan pembalut yang sama untuk waktu yang lama, yang bisa menyebabkan infeksi. --- Pengertian period poverty diterjemahkan mandiri dari laman Actionaid

Aku pikir-pikir kembali harga pembalut itu berapa. Belum lagi pantyliner. Itu semua harus ada tiap bulan! Minimal, 50ribu-75ribu harus dianggarkan untuk urusan itu. 

Selamat kepada wanita-wanita di Skotlandia atas perhatian pemerintahnya yang begitu peduli terhadap isu ini. Skotlandia menjadi negara pertama yang menggratiskan produk sanitasi.

50ribu Murah? buat kita iya. Buat yang tingkat ekonominya pas-pasan itu lumayan beban dan pasti, pembalut berkualitas baik tidak akan masuk prioritas. 

Nah, beruntunglah bagi kalian yang sangat berkecukupan. Aku mau mengajak untuk bermain ke level yang lebih tinggi. Enggak sekedar nyaman dan menyehatkan, mari pakai pembalut yang ramah lingkungan. 

Ada alternatif pembalut yang reusable seperti menscup dan pembalut kain. Harganya mahal di awal saja kok. Selanjutnya pasti akan irit karena pemakaiannya bisa 2-5 tahun ke depan. Dengan begitu, kita bisa berkontribusi juga untuk mengurangi sampah pembalut.

Ini sekedar ajakan aja gaes, enggak wajib. Toh, alternatif produk yang aku sebutkan tadi bisa saja tidak cocok dengan kalian. Tapi, kalau mau coba silahkan, gaes.

Aku sudah mulai pakai pembalut kain. Belum 100% karena masih nyicil belinya. Kalau menscup kayaknya aku belum berani pakai.   

Lumayan kan harganya :') Bukan karena niat go green juga sih. Itu enggak sengaja aja. Haid aku lebih lancar saat memakai pembalut kain daripada pad. Go green karena ketidaksengajaan ini mah.

Aku sudah coba beberapa merek menspad. Nanti aku share di tulisan lain.

Kalau teman-teman punya produk pembalut yang ramah lingkungan ataupun berkualitas baik boleh share dong.

💓💓💓

Tidak ada komentar

Posting Komentar