Beauty Diary by Rahma

Adios, UPI!

Selamat tinggal UPI. Terima kasih telah mau menerima dan melepaskanku yang penuh kekurangan ini. Mudah-mudahan semua kisah yang pernah kita lewati menjadi pelajaran berharga yang bisa ku tularkan manfaatnya kepada orang lain.

Di sini aku bertemu dengan orang-orang hebat dari berbagai tempat dan latar. Bisa mengenal karakter, bahasa dan budaya yang beragam adalah hal yang sangat menyenangkan. Memperluas pandangan terhadap dunia dengan segala permasalahannya. 

Kami semua di sini memulai program pasca sarjana bersamaan, tapi lulus bergantian haha

Teman-teman kelas A
Some of my friends in A class

Beberapa orang yang aku pikir akan lulus dengan cepat nyatanya senasib denganku yang berjuang sampai detik-detik akhir. Malah para "senior" di kelas yang lulus cepat. Usia boleh jauh lebih tua, tapi semangat bagaikan anak muda. Sudah banyak kewajiban jadi tidak boleh lama-lama bayar SPP hehe

Saat masuk program pasca, usia bukan pembeda. Semuanya ada pada tekad. Belajar. Menggali ilmu lebih dalam sehingga menciptakan atmosfer "semangat belajar dan berteman". Pertemanan juga memberikan pelajaran yang berharga.

Teman UPI
Waktu ikutan PEPAMU

Menemukan sahabat baru. Rupina "mPin" dari Lombok, tempat yang selalu ingin aku kunjungi dan nikmati keindahan alamnya. Seindah tempat kelahirannya, mPin memiliki suara yang indah saat melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur'an. Sahabat yang mengajarkan kesederhanaan, kemandirian, dan kedekatan dengan Sang Pencipta. mPin lulus tahun 2020, waktu yang cukup ideal untuk menyelesaikan kuliah.

Kembali ke tanah kelahiran dan berwisuda daring, kami tak sempat bertemu di akhir. Someday I'll be in Lombok, enjoying the wind and seeing the blue sky with my beloved people. You'll be there, mPin.

Teman UPI
Waktu main ke Tangkuban Perahu

Sahabat yang berjuang bersama sebelum perkuliahan dimulai, Fani. Dikenalkan oleh senior untuk bersama-sama ikut ujian masuk pasca UPI. Menginap di kos-kosan teman. Satu kamar berempat dan saling mengenal latar belakang. 

Fani Berasal dari Madura, tempat yang ku pikir Jawa tapi ternyata beda suku, terpisah tempat. Anak tunggal yang pemberani dan selalu tampak calm nan serius. Sat set sat set lulus 2020. Menikah 2020. PNS 2021. Punya anak dua di 2022. Sungguh pencapaian yang sulit ditandingi. Untung kita enggak tetanggaan, Fan. Bisa-bisa aku diroasting ibu.

Terkadang sedih ketika mengenang kampus itu karena segala ketakutan dan kesulitan yang aku lalui untuk menyelesaikan tugas akhir. Apalagi jika mengukur kualitas diri, "apa yang berubah setelah kuliah ini? apa artinya bertambah gelar?" Merasa rendah diri.

Selain teman-teman yang ku ceritakan di sini, masih banyak teman lain di UPI yang memberikan pelajaran dan memberikan warna-warnanya di kehidupan ini. Tidak semua lulus cepat, ada yang merangkak. Tidak semua lulus dengan gelar, ada yang menempuh jalan lain.

Whatever they say, all I know is that you guys are great.

Dengan mengenal teman-teman ini lah, sedih, takut, bahkan trauma sekalipun bisa tertutupi. Semoga silaturahmi kita tetap terjaga. Bisa saling berkabar meski tidak sesering dulu. Semoga kalian semua sukses dan dilancarkan segala urusannya.

Adios, UPI! I'm not gonna miss you soon, but the time I spent with my friends 😁


Tidak ada komentar

Posting Komentar