Gara-Gara Gembok, Tagihan Listrik Naik Dua Kali Lipat!

Tagihan listrik membengkak

Pelajaran berharga banget buat saya sebagai pelanggan PLN pascabayar (non-token) untuk tidak menyulitkan petugas PLN dalam memeriksa meteran. Ada satu rumah yang jarang kami tempati karena hanya sebagai tempat singgah saja. Sekitar 3 bulan ke belakang pagarnya kami gembok untuk meningkatkan keamanan. Eh imbasnya tagihan listrik naik 2x lipat selama dua bulan. Parah!

Sangat kaget, tagihan listrik rumah yang biasanya hanya 70ribu membengkak menjadi 141ribu (termasuk admin) di bulan Mei. Saya curhat lah ke suami. Dia sangat berbaik sangka, “kemarin aku ngantri di minimarket. Ada ibu-ibu yang kaget dengan tagihan listriknya. Biasanya dia bayar 200ribuan sekarang jadi 300ribu. Mungkin ada kenaikan tarif, yang.”

Saya mengikuti prasangka tersebut. Terlebih, tagihan listrik rumah ibu saya pun meningkat meskipun tidak sebanyak tagihan saya.

Datanglah bulan berikutnya, Juni. Tagihan masih sama, bahkan sama percis dengan bulan kemarin Rp139.202. Saya mulai merasa aneh. Masa sih tagihan listrik bisa sama percis seperti itu? Penggunaan listrik dua bulan ke belakang sudah pasti berbeda dong.

Belum lagi nominalnya yang besar. Rumah ibu saja yang sehari-hari ditempati dengan penggunaan listrik yang jauh lebih banyak hanya menghabiskan 120ribuan per bulan. Kok rumah saya yang tak berpenghuni bisa lebih mahal begitu? Kali ini harus laporan. Gak bisa terima bayar mahal untuk sesuatu yang tidak saya pakai. 

Pagi itu, langsung download aplikasi PLN Mobile. Masukan tiket keluhan. Alhamdulillah PLN sekarang gercep menanggapi keluhan. Beberapa menit setelah tiket terkirim, ada pesan Whatsapp dari petugas PLN untuk membantu.

Saya ceritakan kembali keluhan saya secara singkat dan padat. Kemudian, petugas meminta foto stand meteran yang ada nomor Kwh-nya. Setelah dikirim. Dia memberikan hasil investigasi di sistem. 

Ternyata 2x petugas datang (April, Mei) di tanggal 25-29, pagar rumah digembok sehingga petugas tidak bisa melakukan pembacaan meteran. Dengan demikian, sistem membaca tagihan berdasarkan rata-rata penggunaan listrik di rumah. Walah… niat ingin meningkatkan keamanan malah menghambat petugas bekerja. 

Saya laporan ke suami supaya ada pertimbangan lain untuk urusan gembok ini. Saya juga awalnya agak gak setuju dengan penggembokan pagar ini. Inget sama kang paket 😂 pasti susah naruh barang dan biasanya mereka enggak info kalau paket dititip di pos satpam.

Untuk urusan tagihan listrik bulan depan harusnya sudah aman sih. Saya minta solusi ke petugas supaya kejadian seperti ini tidak terjadi lagi, tapi pagar masih bisa gembokan. Ternyata saya bisa catat meter sendiri lewat aplikasi PLN Mobile.

Pelanggan bisa masuk ke fitur “catat meter” di PLN Mobile. Foto stand meter Kwh dengan jelas supaya sistem bisa membaca angka yang muncul. Ada petunjuknya kok, enggak terlalu ribet. Pastikan saja angka di meterannya sesuai dengan yang terbaca. Proses ini bisa dilakukan di periode 25-29 tiap bulannya. Wah lebih mudah ini sih. Gak perlu ngerepotin petugas.

Kelalaian ini adalah pelajaran yang sangat berharga selepas berumah tangga sendiri. Berpuluh-puluh tahun berlangganan, saya baru tahu ternyata petugas PLN yang datang tiap bulan mengecek meteran itu bertugas melaporkan berapa Kwh listrik yang terpakai. Saya kira petugas hanya memeriksa ‘kesehatan’ meteran saja, sedangkan pencatatan Kwh otomatis terekam di sistem PLN. 😅

Di tanggal 25 bulan Juni ini, saya akan coba catat meter mandiri. Nanti saya update apakah tagihan masih membengkak atau kembali normal.

Terima kasih, PLN, sudah responsif menanggapi keluhan saya.

0 comments