Beauty Diary by Rahma

Memilih Exfoliator sesuai Jenis Kulit


Pernah merasa kulit selalu kusam dan kasar walaupun rajin membersihkan kulit? Bisa jadi itu akibat dari tumpukan sel-sel mati kulit wajah. Memang tidak terlihat oleh mata, tetapi sejatinya sesuatu yang hidup akan mati. Begitu pula dengan sel.


Tidak heran beberapa krim pemutih dan pencerah biasanya memiliki cara kerja yang mengikis kulit atau biasa dikenal dengan eksfoliasi, untuk memberikan efek cerah bersinar. Jika kamu ingin mendapatkan kulit sehat bersinar, kamu bisa melakukan eksfoliasi kulit sendiri loh.

Ada dua macam cara eksfoliasi. Pertama, eksfoliasi fisik (physical) dilakukan dengan sebuah alat seperti sponge, sikat, biji-bijian, butiran scrub dll. Kedua, eksfoliasi kimia (chemical) dilakukan dengan bahan kimia, bisa terkandung pada krim atau lebih sering ditemukan dalam bentuk cairan.

Mau pilih fisik atau kimia sah-sah saja. Akan tetapi, pemilihan bahan eksfoliasi (exfoliator) harus disesuaikan dengan karakter jenis kulit. Berikut cara memilih eksfoliator berdasarkan kondisi kulit.
Disadur dari Byrdie dan beberapa artikel online lainnya

1. Exfoliator untuk kulit berminyak 

Jika kamu memiliki kulit berminyak, disarankan untuk memilih eksfoliator fisik seperti scrub atau alat pembersih kulit seperti sikat lembut khusus.

Ketika menggunakan eksfoliator jenis fisik, usahakan untuk memberikan tekanan secara lembut agar tidak melukai kulit. Bisa memilih produk dengan butiran halus seperti jojoba beads.

Beberapa eksfoliator fisik alami di antarnya garam, gula pasir, oats, apel, kopi, susu, sitrus (lemon-lemonan), baking soda dan beras.

2. Exfoliator untuk kulit kering

Bagi kulit kering, proses eksfoliasi bukan hanya berguna untuk menyingkirkan sel-sel kulit mati, tetapi juga bisa meningkatkan kelembapan.

Dianjurkan untuk memilih bahan yang agak creamy seperti tekstur lotion yang mengandung minyak atau madu. Jadi scrub tadi (kopi, gula dll) dicampurkan dengan minyak yang melembapkan.

Beberapa bahan pelembab pada scrub adalah madu, minyak kelapa, minyak zaitun, dan minyak esensial lainnya (lemon, lavender dll).

3. Exfoliator untuk kulit kombinasi normal to dry

Kulit normal-kering memiliki keuntungan dimana dia lebih kuat menghadapi gesekan. Tipe jenis ini menggunakan partikel scrub dengan ukuran medium seperti brown sugar. hmmm sepertinya bukan gula merah berbentuk blok yang biasa kita pakai deh. Seperti gula pasir tapi berwarna lebih coklat.

Jangan lupa pilih scrub yang mengandung bahan bervitamin C, seperti sari strawberry, untuk melembapkan dan mencerahkan kulit kering yang kusam.

4. Exfoliator untuk kulit kombinasi normal to oily

Jenis kulit normal-berminyak bisa menggunakan eksfoliator fisik biasa atau juga memakai chemical exfoliator ringan.

Jika ingin fokus mengatasi minyak pada kulit gunakan pembersih dengan kandungan alpha hydroxy acid (AHA). Zat AHA yang paling sering digunakan adalah glycolic acid. Contoh AHA lainnya adalah citric, mandelic dan lactic acid

AHA juga memiliki manfaat lain untuk mengatasi kerutan ringan, noda hitam dan noda bekas jerawat. Kamu bisa menggunakan 20% glicolic acid untuk proses eksfoliasi dan setelahnya gunakan air sari mawar untuk menghidrasi dan menenangkan kulit.

5. Exfoliator untuk kulit berjerawat

Jika kulit sedang berjerawat maka, kita harus berhati-hati saat melakukan proses eksfoliasi agar tidak terjadi iritasi. Maka dari itu, akan lebih aman untuk menggunakan chemical exfoliator dibandingkan physical atau scrub.

Bisa menggunakan produk berbahan utama AHA atau BHA. Keduanya selain mengangkat sel kulit mati juga akan mengangkat minyak dan kotoran yang menyumbat pori-pori. Digunakan maksimal tiga kali seminggu.

Jika diperhatikan, banyak brand yang menggunakan BHA/salicylic acid untuk mengeksfoliasi kulit berjerawat. Itu karena BHA bisa masuk ke dalam lapisan kulit yang tidak terjangkau oleh AHA. Dengan demikian pengangkatan minyak berlebih pun lebih maksimal.

6. Exfoliator untuk kulit usia lanjut

Biasanya kulit berusia lanjut bersifat sensitif dan kering. Dengan proses eksfoliasi kulit akan dibantu untuk meningkatkan proses regenarasi dan penyerapan bahan aktif dari produk lain ke dalam kulit, sehingga kulit terlihat lebih muda.

Cobalah pakai eksfoliator fisik dengan partikel berukuran sangat kecil seperti microdermabrasion scrub. Bisa juga menggunakan bahan kimia seperti AHA dan BHA agar tekstur kulit terlihat lebih baik.

7. Exfoliator untuk kulit sensitif

Eksfoliasi bagi kulit sensitif agaknya tidak bersahabat baik. Seharusnya sih, penggunaan bahan kimia dan pengikisan fisik juga harus dihindari. Kalau pun terpaksa, harus menggunakan bahan yang amat ringan dan lembut.


Pilihan terbaik jatuh pada beras dan oatmeal. Bisa juga mencampurkan tepung oat halus dan tepung almond untuk membentuk eksfoliator lembut.

Akan tetapi, jika sensitivitas kulit sangat tinggi, misalnya karena mengidap penyakit, lebih baik proses pengikisan kulit tidak dilakukan sama sekali.

Tidak ada komentar

Posting Komentar