Beauty Diary by Rahma

Pantes Lemes Ternyata Tipes

Pengalaman Tipes

Demam tifoid a.k.a tipes disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi, yang biasa terbawa oleh makanan yang kurang higenis. Bakteri ini hidup di usus kita. Pada keadaan normal ketika sistem kekebalan tubuh dalam keadaan baik, mereka tidak akan berkembang dalam jumlah tinggi dan tidak terlalu mengganggu kesehatan. Namun ketika kekebalan sedang menurun, Salmonella typhi akan berkembang dalam jumlah yang sangat tinggi dan menginfeksi saluran pencernaan.

Beberapa gejala umum pada pasien tipes adalah:

1. Demam yang meningkat setiap hari hingga mencapai 39o – 40o celcius
2. Sakit kepala
3. Lemah dan lelah
4. Nyeri otot
5. Berkeringat
6. Batuk kering
7. Kehilangan nafsu makan dan menurunkan berat badan
8. Sakit perut, diare atau sembelit
9. Muncul ruam pada kulit berupa bintik-bintik kecil berwarna merah muda
10. Perut yang membengkak

Kondisi yang lebih parah bisa menimbulkan gejala seperti:

11. Mengigau
12. Berbaring lemah dengan mata setengah tertutup
13. Luka atau pendarahan pada usus

Dari semua gejala di atas, hal yang saya rasakan adalah nomor 1 sampai 4. Tepatnya hari Selasa tanggal 16 Mei, saya merasakan nyeri otot di bagian leher, pundak, punggung disertai dengan sakit kepala dengan intensitas ringan ke sedang.

Well, I thought it must be the stress that I had lately. Overthinking about everything. My mind was occupied with work - one of my dearest co-workers was leaving - and those questions of "when are you getting married?" 

Those issues had led me to more questions like 
1. I'm tired working for other people and get paid less and less appreciated. Should I resign too?
2. Married? How much do I earn?
3. How much is the wedding?
4. I don't like him, I won't invite him, will people question it?
5. I don't want a party. Just a small ceremony and done. But, will my mom be happy?
6. Should I make everyone happy when I'm, myself, unhappy?
7. Why am I still breathing?
8. They forgot me, why should I still care about them?

bla bla bla bla bla hello...? Semua hal yang mungkin seharusnya tidak dipikirkan membuat badan dan jiwa saya lelah. Tidak bersemangat memulai kerja, tapi harus tetap memberikan yang terbaik dan salah satu obat untuk bersemangat adalah bakso dan kawan-kawan. 

Harus saya akui, selama libur lebaran dan setelahnya, saya makan bakso hampir setiap hari. Segala macam bakso. Mungkin di antaranya ada yang tidak higienis, tapi satu yang pasti, "itu bukan makanan yang baik untuk sistem kekebalan tubuh".

Bakso nyatanya bisa meringankan keruwetan di kepala, tapi anehnya tidak memberikan tenaga. Sangat melelahkan. Di minggu itu, bukan hanya melelahkan, tetapi juga menyakitkan. Pusing dan demam. Seolah bakso tidak ada artinya.

"What's wrong with me?" Itu yang saya tanyakan pada diri sendiri. Siang hari tidak berenergi. Bekerja dan pulang ke rumah. Tidur lebih cepat dan suhu badan sedikit meningkat. Hari selanjutnya masih demikian dan bahkan I had to take a painkiller before going to bed. Saya tidak tahan dengan sakit kepalanya.

In the morning, I would wake up happily because the fever and headache had gone. Walaupun terlihat sehat, tidak ada keinginan untuk beraktivitas lebih. Hanya terkesan ingin malas-malasan. Tidur seharian. Sayangnya, seberapa banyak pun saya beristirahat, demam dan sakit kepala datang kembali menjelang sore dan makam.

Senin, 22 Mei, my father drove me to work because he was a bit worried. My teaching schedule was from 2 to 6. Baru mengajar 1,5 jam, demam dan sakit kepala itu muncul kembali. I finished the class at 4 pm and asked to go home earlier.

My brother picked me up at work and I went to see the doctor. Hasil lab awal menunjukan trombosit yang menurun. Masih ada di jumlah normal, tapi masuk ke kategori rendah mengindikasikan adanya infeksi dalam tubuh. 

Tes lanjutan di hari Kamis menunjukan indikasi demam tifoid atau tipes. Saya putuskan untuk rawat inap supaya tidak banyak minum obat hahaha Seandainya obat itu terasa seperti bakso mungkin saya akan sangat bersemangat meminumnya. 

It was the first time I was hospitalized. What I like? antibiotik dan obat-obat lainnya langsung disuntik masuk infusan. What I don't like? Tentu tempatnya yang begitu lah. Saya dirawat di klinik, not a fancy one, but enough for me. Makanannya bubur, sup ayam, dan tahu atau daging. Makanan standard orang-orang sakit. I spent 3 nights 4 day and went home on Sunday.

Untuk satu minggu berikutnya, saya harus benar-benar beristirahat. Berdasarkan pengalaman sebelumnya, ketika saya merasa sehat dan banyak berbicara atau saya banyak berjalan - dari kamar ke kamar mandi - demamnya datang kembali. 

Agak sedikit membuat frustasi. Aktivitas yang dianggap biasa atau normal ternyata bisa memicu gejala tipes muncul kembali. Selama di rumah, Ibu saya agak galak. Melarang saya untuk banyak bergerak. Mungkin beliau juga sudah lelah menyediakan makanan dan lain sebagainya sehingga ingin saya cepat sembuh, so did I. 

I missed teaching.

No teaching, no money. Itu sebenarnya yang saya pikirkan hahaha

Well, saya sudah beristirahat selama satu minggu. I'm feeling much better now dan besok, Senin 5 Juni, saya siap untuk bekerja kembali. Mudah-mudahan lancar dan saya benar-benar sehat.

Thank you so much for my family who looked after me during the hard time, especially my mom, dad, and my 2nd sister.

and thanks for those who sent prayers and visited me. 

Love you all and see you in the class .... 

Tidak ada komentar

Posting Komentar