Menjadi seorang ibu adalah sesuatu yang baru bagi saya. Banyak hal diselesaikan dengan trial dan error. Meskipun banyak saran dari orang sekitar, justru itu membuat saya bingung karena terkadang tidak sesuai dengan apa yang saya temukan lewat bacaan. Salah satunya adalah saat menyiapkan perlengkapan bayi baru lahir. Ternyata ada beberapa barang yang secara fungsi kurang bagus atau malah tidak terpakai sama sekali.
Pada artikel ini saya ingin mengulas kembali beberapa perlengkapan bayi baru lahir supaya ibu baru bisa menimbang barang apa saja yang perlu dibeli. Mudah-mudahan bisa menghemat pengeluaran dan menghindari kemubaziran.
Pakaian Bayi
Pakaian bayi yang lucu-lucu itu sangat menggoda. Namun, jangan terlalu banyak beli baju. Biasanya penjual memberikan harga paketan, yang terdiri dari 1 stel baju kutung, 1 stel baju pendek, 1 stel baju panjang. Ternyata jenis pakaian yang sering terpakai hanya baju pendek dan panjang saja. Oleh karena itu, lebih baik tidak beli paketan.
Jenis baju pun berkaitan sekali dengan tempat tinggal. Kebetulan saya tinggal di daerah pegunungan sehingga baju kutung jarang terpakai. Biar tidak mubazir saya pakai kutung sebagai underwear.
Sehari bayi menghabiskan 2 baju untuk siang dan malam. Untuk stok, bisa beli 6 stel baju saja dengan model netral kasual (cocok dipakai bayi laki-laki dan perempuan untuk tidur dan bermain). Konsekuensinya setiap hari mencuci. Untungnya mencuci baju bayi sangat ringan dan mudah sekali keringnya.
Tidak perlu membeli banyak baju karena bayi tumbuh sangat cepat. Satu atau dua bulan kemudian sudah harus beli baju dengan ukuran yang lebih besar.
Sarung tangan dan kaki bayi
Sarung tangan dan kaki hampir tidak terpakai. Orang tua saya keukeuh harus pakaikan sarung tangan dan kaki agar bayi tidak kedinginan dan menjaga kuku supaya tidak melukai wajah. Sedangkan saya merasa pemakaian sarung tidak perlu.
Bayi tidak akan kedinginan karena sudah memakai baju dan selimut serta suhu ruangan tidak begitu dingin. Luka cakaran kuku di kulit pun tidak begitu membahayakan karena luka cepat pulih. Saya ingin membiarkan tangan bayi merasakan tekstur di sekitarnya termasuk kulit dirinya sendiri.
Melawan para sesepuh memang sulit. Memerlukan komunikasi yang baik dan manajemen emosi tingkat mahir. Kadang saya mengalah saja dan memakaikan sarungnya. Tidak lama pasti sarungnya lepas sendiri.
Popok
Penting sekali memilih popok yang bagus. Jika ada dana lebih, mungkin lebih baik invest di popok saja. Permasalahan yang sering timbul adalah ruam atau kulit yang menjadi merah. Pakai popok kain bisa mengurangi resiko itu. Namun, ibu dan bapak perlu menyiapkan tenaga untuk mencuci sekalipun popok kainnya waterproof.
Popok yang paling praktis adalah tipe sekali pakai yang mana biasanya meningkatkan resiko ruam. Maka dari itu, pilihlah popok yang lembut dan permukaan tetap kering. Nah, popok kualitas bagus tentu memiliki harga yang lumayan juga. Belum lagi per harinya bayi memerlukan 6-8 popok. Kira-kira sebulan memerlukan 180-240 popok. Berapa ratus ribu tuh?!
Saat seminggu lahir, bayi saya pakai popok sekali pakai dengan harga sangat terjangkau sebagai cadangan karena rencananya akan memakai clodi. Ternyata popok murah itu meninggalkan bekas (garis-garis merah) dan menimbulkan ruam di kulit pantat bayi jika dipakai selama 3 jam. Harus sering ganti dan si popok murah itu jatuhnya mahal juga. Mending beli popok yang bagus sekalian.
Kenalan dengan clodi di sini yuk! Mengenal jenis-jenis clodi.
Bedongan
Ternyata kain bedongan itu bermacam-macam jenis dan ukurannya. Saya beli tiga macam kain bedong. Pernah dibahas juga di blog ini. Surprisingly, bedongan paling murah itu yang paling berguna, kain flanel yang permukaannya tidak begitu lembut dan sedikit berbulu setelah dicuci. Sangat multifungsi berkat ukurannya yang besar. Bisa dijadikan alas tidur dan selimut.
Kain bedong ukuran 100x72 itu sangat kecil untuk dijadikan bedongan. Minimal beli kain bedong ukuran 110x90. Itu juga kalau mau ‘membungkus’ bayi. Kalau tidak pun, tidak masalah. Bayi saya tidak senang pakai bedongan. Kainnya lebih sering dipakai sebagai selimut dan alas saja.
Supaya hemat, beli kain bedongan flanel ukuran 110x90 sebanyak 6 buah; kain jenis katun 3 buah (biasanya sudah dipaket). Kenapa perlu kain katun? Teksturnya lebih adem untuk dipakai alas.
Bantal Bayi
Ada perbedaan yang kontras antara artikel yang saya baca dengan orang-orang sekitar mengenai bantal. Mengikuti rekomendasi dokter, bantal untuk bayi baru lahir tidak direkomendasikan. Cukup tidurkan bayi di permukaan datar. Sedangkan orang-orang merasa bantal akan membuat tidur anak lebih nyaman.
Saya lebih mengikuti saran di artikel sehingga sekarang anak saya tidak begitu nyaman tidur dengan bantal, terutama bantal anti peyang. Ketebalan bantalnya masih terlalu tinggi untuk bayi. Nanti kalau sudah agak besar, baru saya akan coba kenalkan tidur dengan bantal dengan ketinggian menyesuaikan badan anak.
Jadi, bantal bayi tidak begitu penting untuk dibeli sebagai persiapan lahiran.
Perlengkapan Mandi dan Kebersihan
Perlengkapan mandi dan kebersihan bayi baru lahir yang pasti akan sering terpakai adalah sbb:
- Sabun mandi, usahakan beli sabun mandi sekaligus shampoo (2in1) supaya lebih praktis.
- Handuk bayi, 50x100 terlalu kecil. Pilih 110x60 supaya terpakai agak lama.
- Waslap, beli minimal 2.
- Minyak telon/bug repellent, minyak telon tidak dioleskan ke kulit, tapi ke baju saja. Biar lebih mantap pakai bug repellent.
- Baby oil/vco, perminyakan digunakan untuk membersihkan kerak di kepala dan kulit yang menempel.
- Cotton buds, alat pembersih multifungsi yang akan terpakai setiap saat.
Skincare Bayi
Skincare untuk bayi tidak penting. Tidak perlu lotion, parfum atau hair oil. Biarkan dulu kulit bersentuhan dengan lingkungan sekitar.
Perlak
Perlak potable ukuran 70-90 cm sangat berguna sekali. Sebagai alas ganti popok atau mandi. Tidak perlu beli ukuran jumbo. Popok zaman sekarang sudah jarang bocor saat dibawa tidur semalaman.
Perlengkapan Menyusui
Perlengkapan menyusui lumayan tricky. Harganya mahal, tapi terpakai sebentar saja. Bisa dibeli beberapa saat setelah lahiran sambil menyesuaikan kebutuhan. Berdasarkan pengalaman saya, berikut beberapa barang yang terpakai dan tidak.
- Susu formula dan botolnya, beli susu ukuran kecil untuk melihat kecocokan dengan bayi, terutama jika ada rencana menyusui langsung. Saya beli sekilo mubazir sekali. Bayi tidak mau sufor setelah kenal ASI.
- Pompa asi elektrik untuk menstimulasi ASI. Berhubung pompa ASI itu mahal jadi disesuaikan saja dengan budget. Secara alami bisa digantikan dengan isapan bayi. Waktu itu ASI saya belum keluar sampai 3 hari pasca melahirkan. Setiap 2 jam rutin distimulasi bergantian antara isapan bayi dan pompa elektrik (jika bayi tidur). Baru sekitar 3 minggu kemudian, bisa lepas dari pompa elektrik.
- Nursing cover, saya tidak beli karena terlihat ribet. Menyusui di luar ruangan biasa ditutup kerudung atau kain gendong.
- Obat puting lecet, saya beli juga obat buat kulit lecet karena sudah tidak tahan dengan perihnya. Namun ternyata mengoleskan ASI pada luka sebelum dan sesudah menyusui lebih baik dan praktis.
Perlengkapan Keluar Rumah
Perlengkapan bayi keluar rumah meliputi:
- Stroller, tidak wajib punya. Kalau pun beli mending barang preloved.
- Gendongan, wajib punya untuk mobilitas, cepat dan praktis.
- Tas perlengkapan bayi, wajib beli untuk barang-barang khusus bayi. Tidak perlu mahal-mahal yang penting berfungsi dengan baik. Tas ukuran besar untuk travel lama;ukuran kecil untuk jalan-jalan sebentar.
Kelambu Bayi
Apabila tidak memiliki atau menghindari bug repellent bisa memakai kelambu. Jadi ini sifatnya lebih ke alternatif dari bug repellent supaya bayi tidak digigit nyamuk.
Penutup
Memiliki bayi pertama kalinya menjadi momen berharga, menyenangkan sekaligus penuh tantangan. First time mom akan merasa bingung dan waspada dalam memilih dan menyiapkan segala hal berkaitan dengan kelahiran bayi. Segala saran dari orang sekitar—termasuk tulisan saya ini—bukan patokan wajib atau saklek sehingga segala keputusan membeli perlengkapan bayi baru lahir tetap ada di tangan ibu.
0 comments